Merupakan situs peninggalan kebudayaan Bangsa LEMURIA. Bangsa LEMURIA
adalah nenek moyang dari NUSANTARA bahkan merupakan awal dari peradaban yang
ada di ARDH GRUMMA (Planet Bumi). PADANG diambil dari bahasa ZHUNNDA (bahasa
LEMURIA) yang artinya adalah JELAS, tidak ada hal yang tersembunyi.Sketsa Situs
Gunung PADANG Lokasinya berada di perbatasan Dusun Gunungpadang dan Panggulan,
Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur. Lokasi dapat dicapai 20
kilometer dari persimpangan kota kecamatan WarungKondang, dijalan antara Kota
Kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Pada Gunung PADANG terdapat jalan untuk naik.
Yang pertama adalah INOHONG (jalan menak, priyayi), biasanya jalan pintas,
memotong. Yang kedua adalah ONTOHOD (jalan rakyat jelata), jalannya memutar
dulu sebelum ke tujuan.
Denah Gunung PADANG
Secara Geologi umur Gunung PADANG sekitar 10.900 tahun SM, namun secara Arkeologis usianya bisa jadi luar biasa jauh lebih tua. Tinggnya minimal 3 kali Candi Borobudur dan luasnya 10 kali luas Candi Borobudur. Gunung PADANG bukan berfungsi sebagai tempat persembahan para dewa, melainkan sebuah bangunan Piramida yang ditimbun (disembunyikan) yang dahulunya berfungsi sebagai menara pusat informasi perhitungan ORIGOM dan prediksi bencana alam yang usianya lebih tua dari Kalender Suku Maya. Perbandingan Luas dan Tinggi Borobudur dan Gunung PADANG. Disekitar situs Gunung PADANG terdapat 4 piramida berbentuk segi empat dengan Gunung PADANG berada di tengah sebagai pusatnya. Kempat buah piramid tersebut sebenarnya merupakan sebuah pemancar yang mengirimkan sinyal yang terletak ditengahnya sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah piramida, untuk kemudian sinyal itu ditembakkan ditembakkan keatas menuju ke Bintang ORIGOM.
Secara Geologi umur Gunung PADANG sekitar 10.900 tahun SM, namun secara Arkeologis usianya bisa jadi luar biasa jauh lebih tua. Tinggnya minimal 3 kali Candi Borobudur dan luasnya 10 kali luas Candi Borobudur. Gunung PADANG bukan berfungsi sebagai tempat persembahan para dewa, melainkan sebuah bangunan Piramida yang ditimbun (disembunyikan) yang dahulunya berfungsi sebagai menara pusat informasi perhitungan ORIGOM dan prediksi bencana alam yang usianya lebih tua dari Kalender Suku Maya. Perbandingan Luas dan Tinggi Borobudur dan Gunung PADANG. Disekitar situs Gunung PADANG terdapat 4 piramida berbentuk segi empat dengan Gunung PADANG berada di tengah sebagai pusatnya. Kempat buah piramid tersebut sebenarnya merupakan sebuah pemancar yang mengirimkan sinyal yang terletak ditengahnya sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah piramida, untuk kemudian sinyal itu ditembakkan ditembakkan keatas menuju ke Bintang ORIGOM.
Selain
itu dibawah Gunung PADANG terdapat pasir ORIGOM yang dapat menyerap air, dan
dapat merasakan getaran-geteran di dalam bumi, sehingga dapat mendeteksi datangnya
bencana. Itulah sebabnya di Gunung PADANG terdapat anomali magnetik yang sangat
besar. Mekanisme untuk pendeteksi bencana adalah air yang mengalir dalam
generator yang berada di dalam piramida tersebut ditarik ke atas oleh pasir
ORIGOM lalu diolah datanya. Sifat air yang mengalir tidak terputus dan akan
terkoneksi dengan seluruh aliran air di ARDH GRUMMA (Planet Bumi). Fungsi air
adalah media merambatnya informasi dari seluruh bagian dunia, melalui jaringan
aliran sungai bawah tanah. Informasi yang terdapat di air ini kemudian
ditransfer ke piramida PADANG dengan mekanisme pasir ORIGOM. Pasir ORIGOM
dikelilingi oleh batuan khusus. Jadi batuan inilah yang dimaksud sebagai
generatornya lalu batu yang tersusun seperti bola berfungsi sebagai pemancarnya.
Sehingga, bebatuan di kompleks Gunung PADANG "menyambungkan" badan
bumi dengan 'sinyal angkasa" ORIGOM. Gelombangnya seperti tulisan
LEMURIAN, yaitu perpaduan antara transversal dan longitudinal yang merupakan
pola umum se-jagadraya, yang juga seperti untaian DNA dan karenanya, selaras
dengan tubuh manusia.
Pasir ORIGOM
Teknologi ELLEMANPHATERA
Kemudian salah satu yang menarik adalah bahwa susunan bebatuan
yang ada di Situs Gunung PADANG (batu SADA) merupakan bebatuan hasil dari
“teknologi metalurgi purba” yang dinamakan ELLEMANPHATERA. ELLEMANPHATERA
adalah teknologi peluruh elemen yang bisa melemahkan segala unsur terkeras
untuk disatukan dengan unsur yang lain. Supaya elemen-elemen yang ada di Gunung
PADANG tahan lama dan tidak berkarat maka dileburlah batu dan logam Almunium
menjadi satu dengan teknologi ini. Peleburan tersebut membutuhkan panas 60 ribu
derajat Celcius, dan hanya teknologi nuklirlah yang mampu mencapai panas sejauh
itu. Itu berarti bahwa nenek moyang kita sudah mengenal nuklir semenjak puluhan
ribu tahun silam. Itulah sebabnya di Gunung PADANG terdapat yang namanya batu
SADA, sada artinya bunyi. Jika di pukul maka akan berbunyi karena batu itu
mengandung banyak logam yang disusun seperti parabola berfungsi untuk menangkap
perubahan atmosfer/alam untuk membaca kalender ORIGOM. Jadi, batu SADA bukan
berfungsi sebagai alat musik.
Bebatuan hasil dari Teknologi ELLEMANPHATERA
Teknologi TRALLTHA
Selain teknologi ELLEMANPHATERA, Bangsa LEMURIA juga sudah
mengenal yang namanya teknologi TRALLTHA. Teknologi TRALLTHA merupakan
teknologi pemotongan dengan menggunakan lima unsur alam seperti air, angin,
api, kayu, logam. Caranya adalah dengan memampatkan tekanan, sehingga mempunyai
daya potong yang luar biasa ketika dikeluarkan untuk memotong besi, batu, dll.
Dengan hasil yang benar-benar rapi dan simetris. Dan jika diperhatikan,
bebatuan di Gunung PADANG berbentuk sangat rapi dan simetris serta berjumlah
banyak. Bahkan ada beberapa yang dilobangi dengan sangat rapi dan akurat untuk
dijadikan kaitan. Walaupun sekarang banyak batu yang yang sudah rusak atau
diambil oleh masyarakat.
Teknologi RHABAQALTRA
Di Gunung PADANG terdapat teknologi RHABAQOLTRA. RHA artinya
matahari, BAQO artinya awet, LTRA artinya penyeimbang (khusus) untuk atmosfir
ketika ada tentakel matahari. Jadi RHABAQOLTRA adalah penyeimbang khusus untuk
atmosfir ketika ada tentakel matahari supaya awet. Cara kerjanya adalah dengan
memadatkan atau memperkuat atmosfer sehingga kuat ketika terkena
tentakel-tentakel matahari. Suhu bumi otomatis meningkat tajam, itulah sebabnya
sering terjadi angin besar dimana-mana, yang fungsinya adalah mendinginkan suhu
di bumi. Jadi RHABAQALTRA berfungsi sebagai radiator alam sehingga efeknya
adalah suhu bumi akan menjadi normal.
Tentakel Matahari
Sejarah dan Hikmah
Jika kita "melihat" sejarah jauh ke belakang, maka
akan didapati bahwa NUSANTARA yang dulunya merupakan dataran tinggi Benua
LEMURIA, adalah bukan hanya leluhur Bangsa Indonesia tetapi juga merupakan
leluhur dan awal peradaban dari seluruh bangsa-bangsa yang ada di dunia.
Peradaban Bangsa LEMURIA dulunya adalah peradaban yang luar biasa sangat maju
dan jauh lebih canggih dari masa kita sekarang. Dengan berbagai kemampuan yang
dimilikinya, Bangsa LEMURIA mengajarkan dan menyebarkan ilmunya tersebut ke
seluruh dunia dibantu oleh yang namanya Bangsa ATHLANT (Atlantis).
Akan tetapi akhirnya Bangsa ATHLANT ini memisahkan diri dari
Bangsa LEMURIA dengan membuat sempalan dan mereka pindah ke sebuah benua
ditengah lautan Atlantik dan diberi nama Benua ATLANTIS. Sejak itu pula Bangsa
ATHLANT bermusuhan dengan Bangsa LEMURIA. Bangsa ATHLANT tidak mau kalah dengan
Bangsa LEMURIA, sehingga terjadi peperangan besar yang mengakibatkan
tenggelamnya Benua ATLANTIS dan Benua LEMURIA yang diakibatkan ledakan ROD yang
menghancurkan kaki-kaki benua. Benua ATLANTIS pun musnah tenggelam. Bangsa
LEMURIA pun "hijrah" ke planet LEMURIA di gugusan ORKANDAR. Sementara
itu sisa Benua LEMURIA yang sekarang dinamakan NUSANTARA diklaim oleh Bangsa
ATHLANT sebagai miliknya. Semua peninggalan Bangsa LEMURIA dihapuskan
sedemikian rupa dengan cara dirusak, dan disembunyikan sehingga sekarang
kebanyakan dari kita sebagai Bangsa Indonesia tidak mengetahui siapa sebenarnya
nenek moyang kita dan jati diri kita yang sebenarnya. Mereka yang menang
peranglah yang berhak menulis sejarah. Bangsa ATHLAT pun selain memusnahkan
peradaban Bangsa LEMURIA, mereka juga menjejali seluruh umat dengan berbagai
macam sejarah-sejarah palsu dengan memutarbalikkan sejarah ada. Contohnya
dengan menanamkan doktrin selama berabad-abad bahwa nenek moyang manusia
berasal dari kera yang berevolusi. Kemudian juga dipahamkan juga bahwa
peradaban masa lalu adalah peradaban yang sangat primitif.
Gunung PADANG adalah salah satu hasil kebudayaan Bangsa LEMURIA
yang telah dirusak dan disembunyikan oleh Bangsa ATHLANT. Tujuannya adalah
supaya kita dan masyarakat dunia menjadi bodoh dan tidak tahu bahwa peradaban
masa lalu adalah peradaban yang jauh lebih canggih dari sekarang. Namun jika
"misteri" Gunung PADANG ini terkuak maka akan banyak sekali yang
berubah yaitu dari sisi geologi, arkeologi dan terutama sejarah. Dari fakta
arkeologi dan geologi kita akan bisa mengetahui bagaimana sejarah peradaban
manusia yang sebenarnya. Terlebih lagi kita akan mengetahui siapa jati diri
kita yang sebenarnya.
"Gunung Padang ini akan menjadi tonggak dan moment penting
untuk membangun kesadaran masyarakat tentang kebudayaan" - Prof. Dr. Bambang
Wibawarta, Dekan FIB UI -
Gunung PADANG lahir dari kearifan dan keunggulan masyarakat
Nusantara dan kita adalah seorang anak bangsa yang telah mendapatkan sebuah
warisan budaya yang tak ternilai. Jati diri bangsa. Maka dengan demikian
sebetulnya Gunung PADANG adalah sebuah hadiah dari masa lampau dan untuk itu
mari kita lestarikan keberadaanny.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar