Para sahabat
bijakku yang saya kagumi disini, kembali saya melanjutkan penulisan tentang
Samadhi sebagai alat Hibernasi seseorang. Agar dapat melakukan kesaksian,
mengenal, mencintai yang kemudian ber-eksistensi dan berdaulat dengan diri
aslinya yang sejati dalam memahami Sang Hidup. Yang telah saya jelaskan menurut
pemahaman saya dalam tulisan saya tentang Hibernasi pada HYBERNATION Part 1 dan
Part 2.
Hibernasi yang
saya maksudkan adalah bagaimana seseorang ber-Hibernasi menidurkan seluruh
wilayah Jasmani yang immaterial yaitu :
01. Wilayah Ego-nya
02. Wilayah fikir-nya ( Intelligence )
03. Wilayah Nafsu/Syahwat-nya ( Lust, Passion and Appetite)
04. Wilayah Perasaan-nya (Emotion)
05. Wilayah Naluri-nya (Instinct)
06. Wilayah Impulsif-nya (Impulsive Response)
07. Wilayah Angan-angan (Fantasy of Imagination)
08. Wilayah Gagasan (Plan of Idea)
09. Wilayah Memori Doktrin ( Reflection of The Dogma)
10. Wilayah kepentingan (Tendentious Selfish)
02. Wilayah fikir-nya ( Intelligence )
03. Wilayah Nafsu/Syahwat-nya ( Lust, Passion and Appetite)
04. Wilayah Perasaan-nya (Emotion)
05. Wilayah Naluri-nya (Instinct)
06. Wilayah Impulsif-nya (Impulsive Response)
07. Wilayah Angan-angan (Fantasy of Imagination)
08. Wilayah Gagasan (Plan of Idea)
09. Wilayah Memori Doktrin ( Reflection of The Dogma)
10. Wilayah kepentingan (Tendentious Selfish)
Inilah jenjang2
menidurkan Immaterial Jasmani yang otomatis menidurkan wilayah Material
Jasmani-nya. Membawa Jasmaninya berserah dengan kepasrahan mutlak patuh kepada
khaidah2 fundamental Spiritual tertinggi yang berkuasa dipatuhi oleh kerja alam
semesta ini. Sehingga Hibernasi itu adalah seperti ulat ber-hibernasi dalam
pertapa-annya dalam kepompong pasrah patuh dengan khaidah2 fundamental Sang
Hidup agar mendapatkan transformasi dalam kehidupan barunya menjadi kupu2 yang
disebut metamorphosa.
Butterfly Theory
ini agar sebagai manusia tidak lagi melakukan kesalahan sistem dalam kehidupan
hakiki-nya yang berakibat merusak sistem kerja semesta alam (Butterfly Effect) Atau
disebut Destruction of the Continuum Probablity yang berakibat merubah Times
Loop artinya merusak rangkaian kesatuan probabilitas dapat merubah sistem
putaran waktu sehingga ada perubahan struktural musim. Inilah efek yang terjadi
apabila seseorang tidak mempunyai kesadaran mutlak berkehidupan menjadi diri
aslinya/sejati akan semakin sering merusak sistem kerja alam semesta ini.
PRE HYBERNATION
Kembali kepada
Samadhi sebagai alat untuk ber-Hibernasi agar dapat menidurkan ke 10 wilayah
immaterial Jasmani menurut pengertian saya yang didasari evaluasi dari
pengalaman saya.
Awal dari Samadhi tersebut adalah
mencari tempat yang tepat untuk melakukan pelaksanaan kenyamanan duduknya
didaerah yang terkait dengan 4 elemen sebagai berikut :
1. Tempat yang punya sirkulasi
Udara (angin) segar dan bersih.
2. Tempat tersebut ada aliran Air
(sungai) jernih yang mengalir.
3. Tempat tersebut berada di Tanah
yang ada tumbuh2an yang sehat, minimal ada rumput
atau lumut.
4. Tempat yang ada masuk cahaya
Matahari, yang masuk tepat mengenai tubuhnya di-pagi
hari selama -/+ 1 jam dan ini bisa direkayasa sesuai bergeser-nya cahaya
Matahari di pagi
hari tersebut.
Pada awal
dilakukan latihan bertahap selama 20 menit, 40 menit, 60 menit, 2 jam, 4 jam, 6
jam, 12 jam hingga siap dilaksanakan 24 jam untuk melatih kesabaran dirinya. Dalam
latihan Samadhi juga berlatih kesabaran dan focus untuk tenang harus mengatur
cara menghirup nafas dan menghembuskan nafas sepanjang mungkin se-lembut2nya
mengalir bebas tanpa di-tahan2. Sehingga secara Jasmani merasa adanya
keteraturan nafasnya dan bagaimana paru-paru tubuhnya terisi oxygen, nitrogen,
hidrogen dan karbon secara penuh yang semakin mengalir dengan tenang. Dan telah
melakukan penyaringan pada filter pembersih pertama pada paru-paru orang
tersebut.
Keempat unsur
Zat itu adalah zat2 pendukung kehidupan bagi manusia dan yang membawa bio
Photon dan Zat Sang Hidup itu sendiri yang diserap oleh tubuh dirinya.
Mencari waktu yang tepat untuk
meluangkan waktu pelaksanaan Samadhi pada hari yang sudah disepakati oleh niat
dirinya sendiri yang dapat di-mulai pada pukul 24.00 atau 00.00 hingga pukul
24.00 lagi. Dalam Samadhi seseorang harus melakukan kepasrahan mutlak yang
bukan ke-putus asa-an atau apatis. Tapi kepasrahan mutlak untuk mematuhi
khaidah2 Fundamental Sang Hidup secara alami tanpa terbebani kepentingan2 yang
tendensius terhadap hasil dari Samadhi tersebut. Sehingga dapat membuka
lapisan2 beban kehidupan-nya untuk mendapatkan kejujuran pada diri sendiri
untuk ber-perilaku Ikhlas sebagai perilaku tanpa pamrih dan punya rasa syukur. Disinilah
ada suatu pembebasan diri yang dirasakan awal.
SAMADHI PRA BER-HIBERNASI
Pada saat
wilayah Jasmani tersebut mulai patuh dengan kehendak Sang Hidup maka terjadilah
: Muladhara dan Qosrun (Istana)
01. Getar Superstring yang menggetarkan wilayah kelenjar Prostat
dan Sushuma (Tulang Belakang) memberikan energi Kasih Sayang-Nya dan bio Photon
yang membangkitkan Kundalini dirinya. Terbangkitlah energi Meta Forsa dan
Prana. Ini adalah menurut pemahaman saya dalam pengalaman saya pra Hibernasi.
02. Terjadilah sebuah pembersihan wilayah perineum akibat saking
cepat dan rapatnya getar superstring sehingga melepaskan partikel2 Graviton
dari ke 4 unsur Zat tersebut diatas yaitu oxygen, nitrogen, hidrogen dan
karbon.
03. Graviton ini yang dapat bebas melewati seluruh dimensi2 organik
dari seluruh tubuh manusia sebagai istana Qosrun, getar superstring ini
mempengaruhi bangkitnya Kundalini sebagai Forsa energi manusia.
04. Bangkitnya Kundalini membersihkan wilayah perineum yang membuat
bangkitnya Nur Idhofi atau Cahaya Metaforsa Johar Awal manusia. Svadishtana.
05. Yang kemudian membentuk photon dan boson bersama Graviton
menembus membrane2 koordinat Dimensi (Matra) dan seluruh ruang waktu dari
setiap organ2 organik dari tubuh kendaraan ini dan Kundalini merambat
membersihkan wilayah ginjal dan sacrum
06. Sehingga Nur Idhofi memancarkan energi kasih sayangnya
keseluruh tubuh manusia (Qosrun) membangkitkan Nur Robbani dan Nur Rahmani
patuh dengan Nur Idhofi sebagai cahaya Metaforsanya. Menipura
07. Merambat menuju pembersihan wilayah Solar Pleksus dan area
pankreas manusia membersihkan Sodrun perut dan dada manusia. Sodrun (Dada)
08. Hingga menembus membersihkan wilayah paru2 dan jantung manusia
membangkitkan Nur Rohani untuk aktif patuh kepada Nur Idhofi, dan seluruh
elemen2 4 forsa dasar Api, Angin, Air dan Tanah dalam tubuh manusia menjadi
patuh dengan Nur Idhofi tersebut
Qolbun (Hati)
09. Bersama Nur Robbani dan Nur Rahmani membersihkan Qolbun
bangkitlah Nur Kudus patuh kepada Roh Idhofi yang merangkai kesatuan Cahaya
Metaforsa. Anahata dan Fu'adun (Kejujuran)
10. Merambatlah forsa Kundalini membersihkan wilayah hati dan kelenjar
Timus menggetarkan seluruh Mitokondria dari Sel2 manusia dan seluruh inti
Nukleud organ2 manusia yang membangkitkan Cahaya Nurani menyatu kepada Nur
Idhofi masuk wilayah Fu'adun. Svadhistana dan Syagafun (Rindu)
11. Merambat masuk wilayah Syagafun membersihkan tenggorokan dan
kelenjar2 Tiroid, Kolamin, Milotonin dan Endorphine menggetarkan pinea-organ
otak kecil membersihkan panca indra dan otak kognitif dan afektif. Ajna dan
Lubbun (Kedalaman Cinta)
12. Disinilah cahaya Metaforsa
menjadi rangkaian kesatuan (singular) menembus wilayah Lubbun dan kelenjar
pineal membuka wilayah Natikoh atau Ajna (Mata ketiga) manusia dan membersihkan
pula seluruh memori dan Glial2 dari otak kita Shahasrara dan Sirrun (ketulusan
ridho).
13. Aktifkan Cakra Mahkota menembus Sirrun masuk kedalam wilayah
diri asli yang hakiki yaitu wilayah Latifa Robbaniyah, dan Nur Idhofi bergerak
menguasai dan menidurkan Jasmani dan Nabati manusia menguasai Nur Rehwani patuh
kepada Nur Idhofi. Seluruh Nur menyatu Ahad dengan Nur Idhofi dan terjadilah
penyerahan dari 10 wilayah immaterial Jasmani patuh untuk ber-hibernasi dalam
kekuasaan Cahaya Metaforsa atau Johar Awal Immaterial hakiki diri manusia asli
sejati yang ilahiyah.
SAMADHI BER-HIBERNASI
Wilayah Rohani.
Saat penyerahan
sistem dari Jasmani terhadap sistem kerja dari Rohani terjadilah peniduran
seluruh organ2 material dan 10 immaterial dari Jasmani tersebut sehingga
kesadaran Faktual masuk ke-wilayah kesadaran Transendental (dimensi bawah
sadar).
Yang terjadi masa transisi di ufuk
batas Sadarnya, terkontrol oleh Nurani patuh dalam khaidah2 fundamental dari
Nur Idhofi sehingga me-minimalis dimensi Bawah Sadarnya menjadi kesadaran
Transendental-nya dalam kekuasaan dari bangkitnya kedaulatan diri aslinya Nur Idhofi
(Roh Ilafi) hakikinya dirinya. Kemudian menyatu dalam kesatuan kedalam Sang
Hidup sebagai wadahnya menjadi satu sehingga ter-Hibernasi seluruh Jasmani dan
Nabati hingga seluruh sel2 kendaraan organik parkir dan mengalami tidur mutlak.
Saat itu Hibernasi
seluruh Jasmani dan organ2 tubuh kendaraan renik dan membuat diri
asli-nya(sejati) yang tercipta dari Zat Sang Hidup bangkit menyatu dengan
sumber Zat-Nya yaitu Sang Hidup itu sendiri. Saling memuji dan saling
menyaksikan antara kesaksian Sang Hidup dengan Manifestasi eksisitensi-Nya
saling memancarkan energi Kasih Sayang yang saling mencintai dan menyatu Esa. Kemudian
menjadi berdaulat menguasai kendaraan organik tubuhnya secara utuh dengan
kewenangan tunggal meliputi seluruh wilayah kendaraan organiknya. Dengan
berdaulatnya Sang Diri Sejatinya ini atas kuasa Zat Sang Hidup ini terukirlah
prasasti2 Budaya Ilahiyah (Human Define) pada setiap Mitokondria2 dari setiap
sel2 dari tubuh kendaraan organiknya.
Dan Respirasi
Mitokondria menjadi bersih murni mengalir lancar dengan bebas merdeka tanpa
beban2 kinerja dari sedimen2 organ kendaraan organik tersebut. Sehingga seluruh
DNA-nya mampu meregang memanjang menghirup seluruh Bio Photon di-alam semesta,
dan kemudian menyebarkan keseluruh tubuh dan memancarkan pada lingkungan
semestanya. DNA-nya tercatat seluruh kebaikan2 dan kebijakan2 ilmu yang
memancarkan perilaku bijak dan menjadi sehat secara lahiriyah. Dalam Hibernasi
seluruh partikel2 tubuh kendaraan organiknya terliputi kabut Bosson dan
Graviton, membuat dirinya menembus Membrane2 dari Dimensi2 dan Ruang Waktu yang
dilewati karena kuasa Sang Hidup.
Inilah transformasi sistem tubuh
kendaraan organik yang sudah dalam kekuasaan dari kedaulatan Diri Sejatinya
patuh dalam khaidah2 fundamental Sang Hidup secara otomatis tanpa ada
keterpaksaan. Terjadi metamorphosa dari Homo Sapien menjadi Human Define
(Manusia Ilahi/Insan Ahsani Taqwiim)
Demikian
sementara bagaimana saya memahami Samadhi menjadi alat Hibernasi menurut
pengalaman dan observasi saya dalam melakukan Hibernasi. Apabila ada yang tidak
sesuai ekspektasi dan berbeda pendapat dengan para Sahabat disini saya mohon
maaf...
Ini bukan Teori dan saya hanya sharing menurut
pemahaman saya saja, mudah2an menjadikan inspirasi bagi para Sahabat disini.Sumber : Hario Amurwabumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar