Senin, 28 Oktober 2019

HYBERNATION Part 3

Para sahabat bijakku yang saya kagumi disini, kembali saya melanjutkan penulisan tentang Samadhi sebagai alat Hibernasi seseorang. Agar dapat melakukan kesaksian, mengenal, mencintai yang kemudian ber-eksistensi dan berdaulat dengan diri aslinya yang sejati dalam memahami Sang Hidup. Yang telah saya jelaskan menurut pemahaman saya dalam tulisan saya tentang Hibernasi pada HYBERNATION Part 1 dan Part 2.

Hibernasi yang saya maksudkan adalah bagaimana seseorang ber-Hibernasi menidurkan seluruh wilayah Jasmani yang immaterial yaitu :
01. Wilayah Ego-nya
02. Wilayah fikir-nya ( Intelligence )
03. Wilayah Nafsu/Syahwat-nya ( Lust, Passion and Appetite)
04. Wilayah Perasaan-nya (Emotion)
05. Wilayah Naluri-nya (Instinct)
06. Wilayah Impulsif-nya (Impulsive Response)
07. Wilayah Angan-angan (Fantasy of Imagination)
08. Wilayah Gagasan (Plan of Idea)
09. Wilayah Memori Doktrin ( Reflection of The Dogma)
10. Wilayah kepentingan (Tendentious Selfish)

Inilah jenjang2 menidurkan Immaterial Jasmani yang otomatis menidurkan wilayah Material Jasmani-nya. Membawa Jasmaninya berserah dengan kepasrahan mutlak patuh kepada khaidah2 fundamental Spiritual tertinggi yang berkuasa dipatuhi oleh kerja alam semesta ini. Sehingga Hibernasi itu adalah seperti ulat ber-hibernasi dalam pertapa-annya dalam kepompong pasrah patuh dengan khaidah2 fundamental Sang Hidup agar mendapatkan transformasi dalam kehidupan barunya menjadi kupu2 yang disebut metamorphosa.

Butterfly Theory ini agar sebagai manusia tidak lagi melakukan kesalahan sistem dalam kehidupan hakiki-nya yang berakibat merusak sistem kerja semesta alam (Butterfly Effect) Atau disebut Destruction of the Continuum Probablity yang berakibat merubah Times Loop artinya merusak rangkaian kesatuan probabilitas dapat merubah sistem putaran waktu sehingga ada perubahan struktural musim. Inilah efek yang terjadi apabila seseorang tidak mempunyai kesadaran mutlak berkehidupan menjadi diri aslinya/sejati akan semakin sering merusak sistem kerja alam semesta ini.

PRE HYBERNATION
Kembali kepada Samadhi sebagai alat untuk ber-Hibernasi agar dapat menidurkan ke 10 wilayah immaterial Jasmani menurut pengertian saya yang didasari evaluasi dari pengalaman saya.
Awal dari Samadhi tersebut adalah mencari tempat yang tepat untuk melakukan pelaksanaan kenyamanan duduknya didaerah yang terkait dengan 4 elemen sebagai berikut :
1. Tempat yang punya sirkulasi Udara (angin) segar dan bersih.
2. Tempat tersebut ada aliran Air (sungai) jernih yang mengalir.
3. Tempat tersebut berada di Tanah yang ada tumbuh2an yang sehat, minimal ada rumput          
     atau lumut.
4. Tempat yang ada masuk cahaya Matahari, yang masuk tepat mengenai tubuhnya di-pagi
    hari selama -/+ 1 jam dan ini bisa direkayasa sesuai bergeser-nya cahaya Matahari di pagi
    hari tersebut.
Pada awal dilakukan latihan bertahap selama 20 menit, 40 menit, 60 menit, 2 jam, 4 jam, 6 jam, 12 jam hingga siap dilaksanakan 24 jam untuk melatih kesabaran dirinya. Dalam latihan Samadhi juga berlatih kesabaran dan focus untuk tenang harus mengatur cara menghirup nafas dan menghembuskan nafas sepanjang mungkin se-lembut2nya mengalir bebas tanpa di-tahan2. Sehingga secara Jasmani merasa adanya keteraturan nafasnya dan bagaimana paru-paru tubuhnya terisi oxygen, nitrogen, hidrogen dan karbon secara penuh yang semakin mengalir dengan tenang. Dan telah melakukan penyaringan pada filter pembersih pertama pada paru-paru orang tersebut.

Keempat unsur Zat itu adalah zat2 pendukung kehidupan bagi manusia dan yang membawa bio Photon dan Zat Sang Hidup itu sendiri yang diserap oleh tubuh dirinya.
Mencari waktu yang tepat untuk meluangkan waktu pelaksanaan Samadhi pada hari yang sudah disepakati oleh niat dirinya sendiri yang dapat di-mulai pada pukul 24.00 atau 00.00 hingga pukul 24.00 lagi. Dalam Samadhi seseorang harus melakukan kepasrahan mutlak yang bukan ke-putus asa-an atau apatis. Tapi kepasrahan mutlak untuk mematuhi khaidah2 Fundamental Sang Hidup secara alami tanpa terbebani kepentingan2 yang tendensius terhadap hasil dari Samadhi tersebut. Sehingga dapat membuka lapisan2 beban kehidupan-nya untuk mendapatkan kejujuran pada diri sendiri untuk ber-perilaku Ikhlas sebagai perilaku tanpa pamrih dan punya rasa syukur. Disinilah ada suatu pembebasan diri yang dirasakan awal.

SAMADHI PRA BER-HIBERNASI
Pada saat wilayah Jasmani tersebut mulai patuh dengan kehendak Sang Hidup maka terjadilah : Muladhara dan Qosrun (Istana)
01. Getar Superstring yang menggetarkan wilayah kelenjar Prostat dan Sushuma (Tulang Belakang) memberikan energi Kasih Sayang-Nya dan bio Photon yang membangkitkan Kundalini dirinya. Terbangkitlah energi Meta Forsa dan Prana. Ini adalah menurut pemahaman saya dalam pengalaman saya pra Hibernasi.
02. Terjadilah sebuah pembersihan wilayah perineum akibat saking cepat dan rapatnya getar superstring sehingga melepaskan partikel2 Graviton dari ke 4 unsur Zat tersebut diatas yaitu oxygen, nitrogen, hidrogen dan karbon.
03. Graviton ini yang dapat bebas melewati seluruh dimensi2 organik dari seluruh tubuh manusia sebagai istana Qosrun, getar superstring ini mempengaruhi bangkitnya Kundalini sebagai Forsa energi manusia.
04. Bangkitnya Kundalini membersihkan wilayah perineum yang membuat bangkitnya Nur Idhofi atau Cahaya Metaforsa Johar Awal manusia. Svadishtana.
05. Yang kemudian membentuk photon dan boson bersama Graviton menembus membrane2 koordinat Dimensi (Matra) dan seluruh ruang waktu dari setiap organ2 organik dari tubuh kendaraan ini dan Kundalini merambat membersihkan wilayah ginjal dan sacrum
06. Sehingga Nur Idhofi memancarkan energi kasih sayangnya keseluruh tubuh manusia (Qosrun) membangkitkan Nur Robbani dan Nur Rahmani patuh dengan Nur Idhofi sebagai cahaya Metaforsanya. Menipura
07. Merambat menuju pembersihan wilayah Solar Pleksus dan area pankreas manusia membersihkan Sodrun perut dan dada manusia. Sodrun (Dada)
08. Hingga menembus membersihkan wilayah paru2 dan jantung manusia membangkitkan Nur Rohani untuk aktif patuh kepada Nur Idhofi, dan seluruh elemen2 4 forsa dasar Api, Angin, Air dan Tanah dalam tubuh manusia menjadi patuh dengan Nur Idhofi tersebut
Qolbun (Hati)
09. Bersama Nur Robbani dan Nur Rahmani membersihkan Qolbun bangkitlah Nur Kudus patuh kepada Roh Idhofi yang merangkai kesatuan Cahaya Metaforsa. Anahata dan Fu'adun (Kejujuran)
10. Merambatlah forsa Kundalini membersihkan wilayah hati dan kelenjar Timus menggetarkan seluruh Mitokondria dari Sel2 manusia dan seluruh inti Nukleud organ2 manusia yang membangkitkan Cahaya Nurani menyatu kepada Nur Idhofi masuk wilayah Fu'adun. Svadhistana dan Syagafun (Rindu)
11. Merambat masuk wilayah Syagafun membersihkan tenggorokan dan kelenjar2 Tiroid, Kolamin, Milotonin dan Endorphine menggetarkan pinea-organ otak kecil membersihkan panca indra dan otak kognitif dan afektif. Ajna dan Lubbun (Kedalaman Cinta)
12. Disinilah cahaya Metaforsa menjadi rangkaian kesatuan (singular) menembus wilayah Lubbun dan kelenjar pineal membuka wilayah Natikoh atau Ajna (Mata ketiga) manusia dan membersihkan pula seluruh memori dan Glial2 dari otak kita Shahasrara dan Sirrun (ketulusan ridho).
13. Aktifkan Cakra Mahkota menembus Sirrun masuk kedalam wilayah diri asli yang hakiki yaitu wilayah Latifa Robbaniyah, dan Nur Idhofi bergerak menguasai dan menidurkan Jasmani dan Nabati manusia menguasai Nur Rehwani patuh kepada Nur Idhofi. Seluruh Nur menyatu Ahad dengan Nur Idhofi dan terjadilah penyerahan dari 10 wilayah immaterial Jasmani patuh untuk ber-hibernasi dalam kekuasaan Cahaya Metaforsa atau Johar Awal Immaterial hakiki diri manusia asli sejati yang ilahiyah.


SAMADHI BER-HIBERNASI

Wilayah Rohani.
Saat penyerahan sistem dari Jasmani terhadap sistem kerja dari Rohani terjadilah peniduran seluruh organ2 material dan 10 immaterial dari Jasmani tersebut sehingga kesadaran Faktual masuk ke-wilayah kesadaran Transendental (dimensi bawah sadar).
Yang terjadi masa transisi di ufuk batas Sadarnya, terkontrol oleh Nurani patuh dalam khaidah2 fundamental dari Nur Idhofi sehingga me-minimalis dimensi Bawah Sadarnya menjadi kesadaran Transendental-nya dalam kekuasaan dari bangkitnya kedaulatan diri aslinya Nur Idhofi (Roh Ilafi) hakikinya dirinya. Kemudian menyatu dalam kesatuan kedalam Sang Hidup sebagai wadahnya menjadi satu sehingga ter-Hibernasi seluruh Jasmani dan Nabati hingga seluruh sel2 kendaraan organik parkir dan mengalami tidur mutlak.

Saat itu Hibernasi seluruh Jasmani dan organ2 tubuh kendaraan renik dan membuat diri asli-nya(sejati) yang tercipta dari Zat Sang Hidup bangkit menyatu dengan sumber Zat-Nya yaitu Sang Hidup itu sendiri. Saling memuji dan saling menyaksikan antara kesaksian Sang Hidup dengan Manifestasi eksisitensi-Nya saling memancarkan energi Kasih Sayang yang saling mencintai dan menyatu Esa. Kemudian menjadi berdaulat menguasai kendaraan organik tubuhnya secara utuh dengan kewenangan tunggal meliputi seluruh wilayah kendaraan organiknya. Dengan berdaulatnya Sang Diri Sejatinya ini atas kuasa Zat Sang Hidup ini terukirlah prasasti2 Budaya Ilahiyah (Human Define) pada setiap Mitokondria2 dari setiap sel2 dari tubuh kendaraan organiknya.

Dan Respirasi Mitokondria menjadi bersih murni mengalir lancar dengan bebas merdeka tanpa beban2 kinerja dari sedimen2 organ kendaraan organik tersebut. Sehingga seluruh DNA-nya mampu meregang memanjang menghirup seluruh Bio Photon di-alam semesta, dan kemudian menyebarkan keseluruh tubuh dan memancarkan pada lingkungan semestanya. DNA-nya tercatat seluruh kebaikan2 dan kebijakan2 ilmu yang memancarkan perilaku bijak dan menjadi sehat secara lahiriyah. Dalam Hibernasi seluruh partikel2 tubuh kendaraan organiknya terliputi kabut Bosson dan Graviton, membuat dirinya menembus Membrane2 dari Dimensi2 dan Ruang Waktu yang dilewati karena kuasa Sang Hidup.
Inilah transformasi sistem tubuh kendaraan organik yang sudah dalam kekuasaan dari kedaulatan Diri Sejatinya patuh dalam khaidah2 fundamental Sang Hidup secara otomatis tanpa ada keterpaksaan. Terjadi metamorphosa dari Homo Sapien menjadi Human Define (Manusia Ilahi/Insan Ahsani Taqwiim)

Demikian sementara bagaimana saya memahami Samadhi menjadi alat Hibernasi menurut pengalaman dan observasi saya dalam melakukan Hibernasi. Apabila ada yang tidak sesuai ekspektasi dan berbeda pendapat dengan para Sahabat disini saya mohon maaf...
Ini bukan Teori dan saya hanya sharing menurut pemahaman saya saja, mudah2an menjadikan inspirasi bagi para Sahabat disini.


Sumber : Hario Amurwabumi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

NUSANTARA LEMURIA 7

Asal Muasal LEMURIA part 3 Kembali saya bertadabur tentang tehnologi Lemuria selama saya berkomunikasi bersama dengan para Lemuria A...